Yangterakhir, polisi mengobok-obok kawasan Magetan dan mendapatkan seorang bandar dan anak buahnya, Joko Prayitno, Slamet, Vicky Agung, dan Maeke. Modusnya seperti biasa. Omzet tiaptiap jaringan ini antara Rp 5-10 juta sekali periode, imbuh Faruk. (wah) BULAK BANTENG. NOVI/RADAR SURABAYA.
img_0[eljq6e30wd41]. no kode 1 ifk1101 2 ifk1102 3 ifk1103 4 ifk1104 5 ifk1105 6 ifk1106 7 ifk1107 8 ifk1108 9 ifk1109 10 ifk1110 11 ifk1111 12 ifk1112 13 ifk1113 14 ifk1114 15 ifk1115 16 ifk1116 17 ifk1117 18 ifk1118 19 ifk1171 20 ifk1172 21 ifk1173 22 ifk1174 23 ifk1175 24 ifk1201 25 ifk1202 26 ifk1203 27 ifk1204 28 ifk1205 29 ifk1206 30 ifk1207 31 ifk1208 32 ifk1209 33
Harapan Kita Probolinggo-Surabaya-Cirebon Dari Probolinggo hingga Cirebon. Sebuah rute yang cukup jauh untuk sebuah bus ekonomi. Dari Jawa Timur hingga Jawa Barat. Dengan total waktu tempuh sekitar 14 jam, dan dilakukan oleh satu orang sopir alias engkel. Soal kualitas sopir,, jangan diragukan. Semuanya prima !!. Tapi jujur saja, tidak ugal-ugalan. Cara mengemudinya halus dan terukur. Semua bis Harapan Kita Tujuan Cirebon dilengkapi dengan AC walaupun tarifnya ekonomi, yang dikenal dengan AC Tarif Biasa ATB. Itulah deskripsi sepintas tentang bis Harapan Kita, biasa disingkat Harkit Grup Akas NNR yang memiliki rute Probolinggo-Cirebon ini. Sudah sekitar 10x saya naik Harkit, hampir semuanya dari Surabaya ke Cirebon, dan hanya satu kali ke arah sebaliknya. Saat akan berangkat ke Bandung, Harkit selalu masuk dalam pertimbangan rute yang saya pilih. Biasanya saat ingin naik Harkit, saya berangkat sekitar jam 2 dari Malang, Tiba di Terminal Bungurasih sekitar jam 4, dan tinggal menunggu Harkit yang biasanya parkir di belakang jalur pemberangkatan bis ekonomi, atau di sebelah bis-bis malam tujuan Denpasar. Seringkali saya naik bis terakhir, yang menurut jadwal berangkat jam dan tiba di Cirebon jam 4 pagi. Selanjutnya saya meneruskan ke Bandung dengan bis patas Cirebon-Bandung. Bis favorit saya adalah bis bertuliskan Bledex di kaca depan. Bledex bermesin depan dan dibalut baju buatan Rahayu Sentosa. Di dalam bis ada stiker yang bertuliskan Bledex Pantura, beserta jam keberangkatannya. Mungkin maksudnya, bis ini berjalan di pantura secepat kilat bagaikan bledex petir. Bledex berangkat dari Bungurasih jam dan seringkali tiba di terminal Harjamukti Cirebon sebelum jam 4 pagi, yang membuat saya harus duduk-duduk di terminal menunggu patas pertama Cirebon-Bandung yang berangkat jam 4 pagi. Tetapi pernah juga bledex mengecewakan saya. Yaitu saat bledex mogok di daerah Jenu, Tuban. Kisahnya ada di bagian lain posting ini. Setiap hari, ada 3 pemberangkatan bis Harapan Kita Probolinggo-Cirebon. Saya tidak tahu jadwal dari Probolinggo, tetapi dari Terminal Bungurasih, Surabaya Harkit berangkat sekitar jam dan terakhir jam Tetapi bis terakhir yang jadwalnya jam tersebut, tidak jarang berangkat lebih awal sebelum jam keberangkatan karena bis sudah penuh penumpang. Maklum, pelanggannya banyak. Sehingga untuk anda warga Surabaya yang ingin naik bis ini, saya sarankan datang ke Bungurasih sekitar jam 4 sore. Dari Cirebon, bis ini berangkat jam dan terakhir jam Harapan Kita memang merupakan pilihan utama bagi penumpang tujuan Semarang ke barat. Mulai Batang, Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon. Hal ini karena penumpang tujuan tersebut cukup sekali naik bis atau tidak perlu oper bis di Semarang. Terlebih lagi dengan kualitas bis lokal Semarang ke Barat yang tidak berkualitas kecuali Patas, adanya bis dari Jawa Timur yang berkualitas dan bertarif murah tentu menjadi favorit. Tarif Harapan Kita untuk perjalanan Surabaya-Cirebon adalah 83 ribu. Lebih murah dari bis-bis malam tujuan Cirebon yang ada di kisaran 150 ribu rupiah. Tetapi bis ini merupakan bis ekonomi yang tarifnya berbeda untuk tiap tujuan. Yang artinya, kalau penumpang turun di Tegal atau Pekalongan, tentu tarifnya lebih murah dibanding dengan yang turun di Cirebon. Tapi harap diingat, Harapan Kita merupakan bis ekonomi, walaupun dilengkapi dengan AC ATB. Yang artinya, penumpang yang ingin mendapat fasilitas lebih sebaiknya tidak naik Harkit. Karena pemandangan khas bis ekonomi ada disini. Mulai dari kursi yang tidak lebar dengan konfigurasi 3 kursi di kanan, 2 di kiri, pedagang yang keluar masuk bis, hingga penumpang berdiri bila bis penuh. Tapi meski bis ekonomi, Harkit hampir tidak pernah ngetem mencari penumpang, sehingga ketepatan waktunya bisa diandalkan. Tidak ada servis makan, tetapi Harkit berhenti sekali di rumah makan dan penumpang dipersilahkan membeli makan malam sendiri. Biasanya Harkit berhenti di Rumah Makan Surya Gemilang, Jenu, Tuban. Suka duka sudah pernah saya lalui dengan Harkit. Ketika Harkit mengantar saya hingga Cirebon tanpa hambatan dan tiba di Cirebon saat adzan subuh, tentu menjadi hal yang patut disyukuri. Atau ketika saya mencari alternatif bis murah saat lebaran, Harkit cukup membantu. Saat itu 2009, tarif lebaran Harkit Surabaya-Cirebon hanya 93 ribu. Sehingga perjalanan Malang-Bandung hanya membutuhkan biaya 150 ribu. Bandingkan dengan tiket bis malam Malang-Bandung yang saat lebaran mencapai 440 ribu. Tetapi dukanya, juga bermacam-macam. Saat arus balik tahun 2009 tersebut, saya berdiri sekitar 4 jam di atas bis ini karena bis ini penuh. Sebenarnya saya dapat tempat duduk, tetapi di daerah Lasem, ada bapak-bapak tua yang baru naik dan berdiri. Dengan iseng iseng yang menyusahkan saya tawarkan kursi saya. Tetapi efeknya adalah saya baru dapat tempat duduk lagi di daerah Batang, yang artinya 4-5 jam kemudian. Nasib. Duka yg lain adalah ketika suatu saat saya naik Harkit pemberangkatan terakhir, jam bledex pantura. Celakanya di daerah Jenu, Tuban bis yang saya tumpangi mogok. Karena ini adalah bis terakhir, maka uang penumpang dikembalikan dan penumpang dipersilahkan melanjutkan perjalanan dengan bis lain. Sebuah masalah besar. Perjalanan Tuban-Semarang mungkin tidak jadi masalah. Tapi Semarang-Cirebon lah yang jadi masalah. Tanpa Harkit berarti saya harus naik bis ekonomi Semarang-Cirebon yang karcisnya dikuasai preman sehingga tarifnya di mark-up dan bisnya suka ngetem dimana-mana. Akhirnya saya tiba di Cirebon jam 12 siang, dan sampai Bandung menjelang Maghrib. Armada Harkit tujuan Cirebon ini cukup lumayan. Bis-bisnya handal, bodi luarnya memang terkesan kurang terawat, tetapi interiornya cukup terawat. Mesin prima walaupun tidak baru. Buktinya, kecepatannya mampu disetarakan dengan bis-bis malam walaupun mereka bermesin lebih baru. Walaupun hal ini juga disebabkan kualitas drivernya. Saya pernah naik Harkit dan di daerah Tuban head to head dengan Lorena, sang Legenda di dunia bis malam. Dan Harkit ini menang!! Walaupun akhirnya disalip Lorena lagi saat Harkit menurunkan penumpang. Nasib bis ekonomi. Dan terakhir, ketika kemarin 28-01-2012 saya main ke Bungurasih, ternyata armada Harapan Kita tujuan Cirebon diganti dengan bis baru !! Yaitu dengan bis warna merah bermesin Hino RK-8 dengan balutan bodi Laksana Legacy SR-1. Entah total berapa armada yang diganti, tetapi hari itu saya menjumpai 2 bis baru dengan nomor lambung C207 dan C209. Sayangnya bis baru ini ada saat saya sudah tidak lagi melakukan perjalanan rutin Bandung-Malang. Hiks..hiks.. Tidak apa-apa. Suatu saat pasti saya cicipi kamu!! Hehe.. Tentunya bis tujuan Cirebon tidak hanya Harkit. Alternatif lain adalah Sandy Putra dengan trayek Jember-Surabaya-Cirebon-Kuningan. Sandy Putra muncul melayani jalur Cirebonan sekitar tahun 2011, dengan tarif dan fasilitas yang sama dengan Harkit. Tetapi sepertinya Sandy Putra masih harus berjuang lagi di trayek ini. Belum dapat diandalkan seperti Harkit. Kemarin saya di Bungurasih menjumpai 2 bis Sandy Putra tujuan Cirebon sejak jam Tetapi hingga saya pulang sekitar jam satu bis memilih perpal tidak berangkat dan satu bis yang sudah berisi penumpang belum juga berangkat karena penumpang tidak terlalu banyak. Kasihan penumpang yang sudah di dalam bis sekian lama menunggu. Beda dengan Harkit yang begitu datang di Bungurasih, parkir sebentar dan langsung berangkat. Alternatif lain, tentu bis malam tujuan Cirebon, antara lain Coyo dan Ezri. Tetapi tarifnya tentu lebih mahal. Tapi fasilitas juga tentu lebih baik. Alternatif terakhir adalah bis Sanjaya Surabaya-Jakarta. Tapi sangat tidak direkomendasikan. Bis ini tarifnya tidak jelas, jam berangkatnya pun tidak jelas. Seringkali walaupun sudah parkir di Bungurasih sejak sore, bis ini baru berangkat menjelang tengah malam. Demikian review saya tentang Harapan Kita Probolinggo-Surabaya-Cirebon. Semoga bermanfaat bagi warga Jawa Timur yang ingin ke Cirebon dan sebaliknya dengan tarif murah dan bis berkualitas. Update 21/11/2012 Untuk jadwal terbaru dan armada Harapan Kita Probolinggo-Surabaya-Cirebon dapat dilihat halaman ini Jadwal Pemberangkatan Harapan Kita Probolinggo-Surabaya-CirebonAkasAsri berkembang ke bis Malam Jember Jakarta dan Kepanjen Malang Surabaya Jakarta. Cuman trayek yang Malang Jakarta tidak bertahan lama. Akas NNR punya banyak ATB ke Solo, Jogja, Ponorogo dan Cirebon (pakai nama Harapan Kita, atau orang komuter Cirebon Probolinggo bilangnya HK atau Harkit).Satu Hati, Satu Jiwa, Satu Pikiran, Alway Listening & Always Understanding itulah Motto, Taglines dan Brands yg bisa Saya jual kpd Anda yg membedakan Saya dgn Marketing yg lainnya jika bisa memberikan kemudahan kpd org lain mengapa kita harus mempersulit hidup org lain dgn harapan kita selalu diberikan kemudahan dan kelapangan oleh Allahhu Swt